
Zetizen - Kebohongan adalah bagian dari kehidupan sosial manusia. Namun, ada orang-orang yang menjadikannya kebiasaan dan bahkan berbohong dalam skala besar. Pembohong besar dapat menyebabkan masalah besar, baik dalam hubungan pribadi, bisnis, maupun lingkungan kerja. Untuk menghindari manipulasi mereka, penting untuk mengenali ciri-ciri pembohong besar dan memahami cara menghadapinya.
Artikel ini akan membahas tanda-tanda utama pembohong besar, psikologi di balik kebohongan, serta strategi untuk mendeteksi dan menghadapinya dengan bijak.
Ciri-ciri Pembohong Besar
1. Sering Mengubah Cerita
Salah satu ciri utama pembohong besar adalah inkonsistensi dalam cerita mereka. Mereka sering kali kesulitan mempertahankan detail yang sama setiap kali mereka menceritakan suatu kejadian. Jika kamu mencoba menanyakan ulang sesuatu yang telah mereka katakan sebelumnya, kemungkinan besar mereka akan menambahkan detail baru atau mengubah bagian tertentu.
Bagaimana mengenalinya?
Ajukan pertanyaan yang sama beberapa kali dalam situasi berbeda.
Baca Juga: ''Kok Aku yang Salah?''Perhatikan apakah ada perubahan dalam urutan cerita atau detailnya.
Jika mereka tampak bingung atau mencoba mengalihkan pembicaraan, ini bisa menjadi tanda kebohongan.
2. Berlebihan dalam Penjelasan
Pembohong sering merasa perlu menambahkan banyak detail yang sebenarnya tidak relevan. Mereka melakukan ini untuk membuat cerita mereka terdengar lebih meyakinkan.
Contohnya:
Alih-alih mengatakan, “Saya tadi ke supermarket beli roti,” mereka mungkin mengatakan, “Saya tadi ke supermarket, saya ambil roti merek X, lalu saya bertemu tetangga saya, kami ngobrol sebentar, lalu kasirnya lama sekali, padahal saya buru-buru.”
Tanda-tanda lainnya:
Penjelasan yang terlalu panjang dan berbelit-belit.
Detail yang terlalu spesifik dan tidak penting dalam konteks pembicaraan.
Menggunakan terlalu banyak nama atau tempat dalam cerita.
3. Menghindari Kontak Mata atau Justru Terlalu Menatap
Bahasa tubuh bisa menjadi indikator kuat bahwa seseorang sedang berbohong. Pembohong sering kali menghindari kontak mata karena merasa tidak nyaman, tetapi ada juga yang berusaha terlalu keras untuk mempertahankan kontak mata agar terlihat meyakinkan.