
Zetizen – China dan Uni Eropa (UE) membalas tarif Presiden Donald Trump, dengan mengenakan tarif balasan pada hari Rabu dalam eskalasi perang dagang global yang memanas. Negara China mengenakan tarif sebesar 84 persen terhadap barang-barang Amerika Serikat dan tidak akan mundur dari perang dagang ini.
“Eskalasi Amerika Serikat terhadap China adalah kesalahan demi kesalahan, yang secara serius melanggar hak dan kepentingan sah China, serta merusak sistem perdagangan multilateral berdasarkan aturan,” kata Komisi Tarif Dewan Negara China dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan tarif baru tersebut.
Selain tarif yang saling dibalas, Kementrian Perdagangan China juga membalas tarif Trump dengan menerapkan kontrol ekspor terhadap 12 perusahan di Amerika Serikat dan menambahkan juga 6 perusahaan Amerika Serikat lainnya ke dalam daftar “entitas yang tidak bisa diandalkan.” Sehingga, perusahaan-perusahaan tersebut dilarang untuk melakukan perdagangan dan juga berinvestasi di China.
Sementara itu, China juga mengajukan keluhan kepada ‘World Trade Organization’ terkait permasalahan tarif Amerika Serikat, menurut Kementrian Perdagangan. Dalam komentar pertamanya sejak China mengumumkan tarif balasan, Presiden Donald Trump mendorong perusahaan-perusahaan untuk pindah ke Amerika Serikat.
Trump mengatakan “Ini adalah waktu yang sangat baik untuk memindahkan perusahaan anda ke Amerika Serikat, melalui platform media sosial Truth Social. “Tanpa tarif, dan hampir segera mendapatkan sambungan listrik atau energi dan persetujuan. Tidak ada penundaan lingkungan. Jangan tunggu, lakukan sekarang” imbuhnya.
Selain itu, tarif yang lebih curam terjadi di 60 negara lainnya yang dianggap Trump sebagai “Pelaku Pelanggaran Terbesar” dalam perdagangan juga mulai berlaku. Trump mengatakan kepada negara-negara yang terkena dampak untuk segera bernegoisasi dengannya, karena tarif ini bisa menyebabkan kenaikan harga yang fantastis.
Uni Eropa Bergabung dalam Perang Dagang dengan Mengenakan Tarif Terhadap Produk Amerika Serikat
Negara – negara anggota Uni Eropa secara mayoritas menyetujui tarif balasan senilai 22 miliar Euro terhadap barang-barang Amerika Serikat pada hari Rabu juga. Blok 27 negara ini menghadapi tarif impor sebesar 25 persen pada baja, aluminium, dan mobil, serta tarif baru yang lebih luas sebesar 20 persen untuk hampir semua barang lainnya di bawah kebijakan Trump yang mengenakan tarif kepada negara-negara yang dianggap sebagai hambatan tinggi terhadap impor Amerika Serikat.
Sebanyak 26 dari 27 negara anggota ini memilih untuk mengenakan tarif “penyeimbangan” antara 10-25 persen pada berbagai produk Amerika, seperti tembakau, sepeda motor, ungags, baja, dan aluminium.
Hanya Hungaria, yang pemimpinnya Viktor Orban merupakan sekutu setia Trump, yang menentang tarif tersebut. Sebuah ‘pemungutan suara’ dari negara-negara anggota atau 15 negara yang mewakili 65 persen dari populasi blok tersebut, diperlukan untuk menentangnya agar tarif tersebut tidak diberlakukan.
Tarif ini diberlakukan sebagai respons terhadap pengenalan tarif 25 persen pada baja dan aluminium oleh Trump bulan lalu, akan diterapkan secara bertahap dalam tiga tahun sepanjang tahun ini. “Uni Eropa menganggap tarif Amerika Serikat tidak dapat dibenarkan dan merugikan, menyebabkan kerugian ekonomi bagi kedua belah pihak, serta bagi perekonomian global,” kata Komisi dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara, Uni Eropa akan terus berusaha mencari solusi yang “seimbang dan menguntungkan” melalui negoisasi dengan Washington.
Pasar Terjun Bebas
Sementara itu, futures saham Amerika Serikat merosot tajam, diperkirakan akan dibuka lebih rendah untuk sesi kelima berturut-turut. Dow futures turun 500 poin atau 1,4 persen. S&P 500 diperkirakan akan dibuka turun 1,2 persen. Sementara itu, futures Nasdaq diperdagangkan turun 1 persen.
S&P 500 kini hampir memasuki wilayah pasar beruang, dengan penurunan yang mendekati 20 persen dari rekor tertingginya yang tercatat pada tanggal 19 Februari. CNN melaporkan bahwa jika pasar saham Amerika Serikat menutup perdagangan di wilayah pasar beruang, itu akan mengakhiri kenaikan pasar yang sudah berlangsung sejak puncak krisis inflasi pada pertengahan Oktober 2022.
Hal ini akan menjadi penurunan tercepat kedua dari rekor tertinggi menuju pasar beruang dalam sejarah tujuh dekade S&P 500. Hanya pandemi COVID yang menyebabkan saham jatuh ke pasar beruang dengan lebih cepat.
Source: greekreporter.com