
Zetizen – Akhir – akhir ini memang nilai tukar rupiah mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah inflasi yang terus melonjak dan bisa berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. Mulai dari harga barang dan jasa yang semakin naik, daya beli masyarakat menjadi turun, dan uang yang kita miliki tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan yang sama seperti sebelumnya.
Itulah sebabnya, memahami inflasi menjadi hal yang penting karena pengaruhnya yang luar biasa besar terhadap kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang merasa frustasi karena penghasilan mereka yang terasa tidak ada perubahan, padahal itu semua karena nilai uang mereka yang memang menyusut akibat inflasi.
Terlebih lagi, kesadaran tentang inflasi dapat membantu kamu untuk menjaga kestabilan ekonomi. Jadi, dengan memahami bagaimana inflasi bekerja dan dampaknya, kamu bisa lebih berhati-hati lagi untuk membeli suatu barang. Oleh karena itu, kamu perlu memahami bagaimana inflasi terjadi dan apa saja dampaknya, agar kamu lebih siap menghadapi realitas finansial!
Bagaimana Inflasi Terjadi dan Apa Penyebabnya?
Inflasi tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan penyebab utama yang mendorong kenaikan harga barang dan jasa secara terus-menerus. Apa saja sih? Yuk, simak terus penjelasan selengkapnya di bawah ini, ya.
1. Demand-Pull Inflation
Inflasi ini biasanya terjadi ketika permintaan barang dan jasa dalam masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah yang telah tersedia. Misalnya, saat perekonomian sedang tumbuh pesat, daya beli masyarakat menjadi meningkat karena pendapatan pun juga ikut naik. Namun, jika produsen tidak mampu meningkatkan produksinya sesuai dengan jumlah permintaan, maka hal yang paling sering terjadi adalah kelangkaan barang. Sehingga, nggak heran jika harga-harga barang juga ikut naik.
2. Cost-Push Inflation
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Jika harga bahan baku atau upah tenaga kerja naik, produsen biasanya akan menaikkan harga jual produk untuk mempertahankan keuntungan. Misalnya, ketika harga bahan bakar naik, hal ini bisa menyebabkan ongkos transportasi dan distribusi ikut naik. Sehingga, mereka akan terdorong untuk menaikkan harga di berbagai sektor, termasuk makanan, jasa, dan pakaian.
3. Built-In Inflation
Biasanya inflasi ini disebabkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga di masa depan. Jika para pekerja memperkirakan biaya hidup akan meningkat, mereka akan menuntut untuk kenaikan gaji. Sehingga, produsen yang sudah mengantisipasi kenaikan biaya tenaga kerja pun akan menaikkan harga barang dan jasa.
4. Faktor Eksternal
Faktor – faktor global juga bisa memicu inflasi, terutama jika terjadi gangguan pada distribusi barang, seperti perang, pandemi, dan perubahan iklim. Sehingga, hal ini bisa mendorong kenaikan harga barang maupun pangan.
5. Kebijakan Pemerintah dan Bank
Siapa bilang pemerintah tidak bisa memengaruhi inflasi? Tentu saja bisa, loh. Ketika bank sentral mencetak uang dalam jumlah yang besar untuk menutupi defisit anggaran, hal ini dapat menyebabkan peredaran uang di masyarakat menjadi berlebihan. Akibatnya, harga-harga barang dan jasa pun menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah perlu berhati-hati dalam mengelola kebijakan moneter agar tidak memicu inflasi yang berlebihan.
Dampak Inflasi Terhadap Kehidupan Sehari-hari
1. Daya Beli Konsumen Menjadi Berkurang
Inflasi yang terus meningkat dan tidak terkendali dapat memberikan dampak yang serius terhadap daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa terus meningkat, namun pendapatan masyarakat tidak ikut naik, maka daya beli mereka akan semakin menurun.
2. Biaya Hidup yang Terus Meningkat
Pernah nggak kamu merasakan kenaikan harga minyak atau beras yang terus meningkat, hingga membuat pengeluaran bulanan jadi membengkak? Kondisi seperti ini memaksa banyak masyarakat untuk mengorbankan kebutuhan penting lainnya demi bisa bertahan hidup. Sehingga, krisis pangan pun bisa saja terjadi dan mengancam masyarakat yang berpenghasilan rendah.
3. Tabungan Seperti Tidak Ada Harganya
Uang yang telah kamu simpan di bank bisa saja mengalami penurunan nilai seiring berjalannya waktu, karena nilai uang saat ini akan lebih rendah di masa depan akibat inflasi. Sehingga, banyak orang kehilangan motivasi untuk menabung dan akhirnya bisa berdampak pada kestabilan ekonomi.
4. Membebani UMKM Kecil
UMKM juga akan terkena imbasnya jika terjadi inflasi. Dengan biaya produksi yang meningkat, mulai dari bahan baku hingga distribusi barang, membuat daya beli konsumen menjadi menurun. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang mengakibatkan para UMKM kecil untuk menutup usahanya.
5. Memperlebar Kesenjangan Ekonomi
Jika inflasi terus terjadi, kemungkinan besar akan memperlebar kesenjangan ekonomi di masyarakat. Masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan mampu beradaptasi, sedangkan masyarakat yang berpenghasilan rendah akan merasakan penderitaan akibat inflasi karena sebagian besar kebutuhan mereka digunakan untuk kebutuhan pokok.
Tips Untuk Mengantisipasi Terjadinya Inflasi
Buatlah anggaran bulanan yang selalu disesuaikan dengan kondisi saat ini. Usahakan juga untuk memprioritaskan kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran yang tidak penting, serta sisihkan dana darurat mungkin sewaktu-waktu terdapat lonjakan harga secara tiba-tiba.