
“Everybody love fashion, and fashion industry always seems admirable” -
Zetizen.com – Hiruk pikuk fashion industry yang gemerlap dan dinamis emang nggak pernah gagal membuat siapapun berdecak kagum. Saking kerennya, banyak orang bermimpi menjadi bagian dari dunia gemerlap itu.
Padahal tanpa kita sadari, kekaguman dan ‘pemujaan’ luar biasa pada fashion ini malah bisa memunculkan potensi-potensi penyimpangan di dunia fashion industry itu sendiri.
Iya, demi menciptakan trend dan memuaskan kebutuhan pecinta fashion, para pelaku industri fashion seringkali menghalalkan berbagai cara. Termasuk, melakukan praktik-praktik penyimpangan. Efeknya, berbagai skandal dan pelanggaran pun bermunculan dari nama-nama besar dunia fashion. Ini lima kasus paling terkenal diantaranya.

Pelanggaran Hak Cipta Puma vs Forever 21
Masalah copyright infringement alias pelanggaran hak cipta jadi salah satu issue penyimpangan yang rentan terjadi di dunia fashion industry. Entah disengaja atau enggak, fenomena peniruan desain suatu brand oleh brand lain emang lumayan sering terjadi. Salah satu yang cukup menghebohkan, pernah melibatkan dua fashion brand kenamaan dunia yakni Puma dan Forever 21.

April 2017, Puma melayangkan tuntutan hukum pada Forever 21. Fashion retailer yang populer karena koleksi outfit wanitanya ini dianggap udah menjiplak alas kaki hasil kolaborasi Puma dan Rihanna, Fenty Puma. Ada tiga desain koleksi yang diklaim Puma udah di ripped-off oleh Forever 21. Ketiganya adalah desain plaintiff sneaker, creeper bow slide sandals, dan fur slide sandals. Sampai sekarang, kelanjutan tuntutan ini masih belum jelas. Tapi cukup jadi gambaran gimana creepy-nya persaingan ide di bisnis fashion ya...

Tuntutan Pembodohan Publik Pada Zara
Berdiri sebagai salah satu fast fashion brand populer, rupanya nggak membuat Zara terhindar dari aksi menyimpang. Di tahun 2016, fashion retailer asal Spanyol ini digugat oleh sebuah perusahaan hukum asal California, Geragos& Geragos. Penyebabnya, seluruh store Zara di kawasan Amerika Serikat dianggap telah melakukan praktik penipuan dan pembodohan terhadap konsumen.

Menurut gugatan ini, Zara telah sengaja memasang tag harga dalam kurs euro, baru kemudian dikonversi ke dalam dollar. Konsumen yang nggak ngerti, pasti langsung percaya dan menganggap hasil konversi ini sesuai. Padahal, harga dollar yang dipasang ternyata dibuat jauh lebih tinggi daripada harga euro-nya. Akibat praktik yang dalam dunia mode dikenal dengan istilah bait and switch ini, Zara dituntut membayar gugatan senilai 5 juta USD atau sekitar Rp 66 Milyar. See, belanja di brand besar pun ternyata tetap menuntut kehati-hatian!