
Zetizen – Sebuah penemuan menggemparkan datang dari sebuah gua di Yunani yang mengungkapkan bukti – bukti mengenai keberadaan Homo Sapiens di luar Afrika. Pada tahun 1978, ahli arkeolog yang menggali Gua Apidima di Semenanjung Mani, Yunani, menemukan dua fosil penting yaitu sebuah tengkorak sebagian dan rahang bawah.
Pada awalnya, fosil – fosil ini dianggap milik spesies manusia purba Neanderthal yang mendominasi Eropa pada era Paleolitik Tengah. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada tahun 2019, para ilmuwan menemukan sejumlah fakta yang mengejutkan.
Ternyata fosil – fosil tersebut memiliki umur yang jauh lebih tua dari perkiraan sebelumnya dan salah satunya milik Homo Sapiens, yaitu spesies manusia modern pertama yang memiliki kemiripan secara anatomi dengan kita.
Tengkorak Homo Sapiens Ini Berumur 150.000 Tahun Lebih Tua dari Fosil Serupa di Eropa
Banyak para peneliti memperkirakan bahwa fosil tengkorak tersebut berusia sekitar 210.000 tahun, yang menunjukkan bahwa fosil ini 150.000 tahun lebih tua dari fosil Homo Sapiens tertua di Eropa. Menariknya lagi, fosil ini telah menjadi contoh ketiga tertua dari manusia modern yang diketahui sejauh ini.
Selain itu, di samping tengkorak Homo Sapiens, ditemukan juga sebuah tengkorak lainnya di lokasi yang sama. Diperkirakan usianya sekitar 170.000 tahun dan dipastikan milik Neanderthal. Neanderthal adalah spesies manusia yang pernah tersebar luas di Eropa sekitar 40.000 tahun yang lalu, sebelum pada akhirnya Homo Sapiens mengambil alih.
Proses Penentuan Usia Fosil yang Memakan Waktu
Penentuan usia fosil ini awalnya menemui kesulitan karena tengkorak tersebut ditemukan terjepit di dinding gua yang tinggi, serta ada kemungkinan gangguan dari aliran lumpur. Namun, peneliti seperti Katerina Harvati, seorang ahli paleoantropologi dari Universitas Eberhard Karls Tübingen, bersama dengan timnya akhirnya berhasil menganalisis fosil-fosil tersebut. Mereka menggunakan rekonstruksi komputer dan metode penanggalan radiometrik, yaitu analisis peluruhan uranium untuk menentukan usia fosil tersebut.
Benarkah Homo Sapiens Mulai Menyebar ke Eropa Sejak 210.000 Tahun yang Lalu?
Penemuan ini membuka pemahaman baru mengenai migrasi awal Homo Sapiens dari Afrika hingga ke Eropa. Dr. Harvati menjelaskan bahwa temuan ini mengarah pada ekspansi awal Homo Sapiens ke Eropa yang ternyata jauh lebih awal dari yang telah diperkirakan selama ini.
Menurut Dr. Harvati, manusia purba yang meninggalkan Afrika mungkin berhasil bertahan lebih lama di Eropa karena mereka membawa alat-alat yang lebih canggih. Selain itu, wilayah Yunani yang terletak di tenggara Eropa memiliki kemungkinan menjadi tempat yang tepat untuk menguji hipotesis ini, karena wilayah ini bisa jadi merupakan jalur masuk bagi manusia purba ke Eropa serta menjadi tempat perlindungan bagi mereka.
Lanjutan Penelitian Untuk Mengungkap Sejarah Manusia
Penemuan – penemuan fosil di Gua Apidima ini sangat penting bagi pemahaman kita mengenai evolusi manusia. Hal ini menunjukkan bahwa cerita tentang bagaimana manusia menyebar keluar dari Afrika lebih kompleks daripada yang kita kira. Selain itu, penemuan ini juga membuka pertanyaan baru tentang interaksi antara Homo Sapiens dan Neanderthal yang masih belum banyak diketahui.
Untuk mengetahui lebih lanjut, sebuah program penelitian selama lima tahun telah dimulai oleh Institut Norwegia di Athena yang dipimpin oleh Prof. Harvati dan Dr. Tourloukis dari Universitas Tübingen. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki lebih dalam mengenai kronologi, proses pembentukan situs, serta bukti-bukti tambahan seperti paleoantropologi dan paleolitik dari gua tersebut.
Dimulai pada tahun 2022, dengan fokus utama yang memastikan akses aman ke situs dan semua gua. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengembangkan grid penggalian tiga dimensi dan melakukan penilaian geoarkeologi terhadap sedimen gua dan pembersihan permukaan secara terbatas.
Penemuan fosil Apidima ini menjadi terobosan besar dalam pemahaman evolusi yang terjadi pada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa cerita bagaimana penyebaran manusia keluar dari Afrika lebih rumit dari yang kita pikirkan, dan mulai muncul pertanyaan baru mengenai interaksi antara Homo Sapiens dan Neanderthal.
Source: greekreporter.com