zetizen

Tren Fotografi 2017: Street, Urban, Folk hingga Minimalis

After School

 

Zetizen.com - Sepanjang 2016, popularitas fotografi sebagai seni maupun hobi meroket. Apalagi, jumlah pengguna Instagram sebagai platform sharing foto superfamilier terus bertambah. Nggak salah kalau tahun ini fotografi masih jadi hobi yang diminati. Nah, melihat tren sampai akhir tahun kemarin, tampaknya tiga genre fotografi berikut ini makin eksis dan digemari tahun ini.

 

Street and Urban Photography, Bercerita lewat Kamera

Kalau kita perhatikan, 2016 jadi tahunnya urban exploration alias jalan-jalan menelusuri kota mulai banyak dikenal. Nggak heran kalau tren itu bikin urban dan street photography ikut populer. Yes, kayak namanya, dua genre fotografi tersebut menjadikan suasana kota lengkap dengan kehidupan masyarakatnya sebagai subjek utama foto. Kenapa street? Sebab, jalanan selalu identik dengan nadi kehidupan dan berbagai aktivitas warga kota dilakukan.

Genre itu makin disukai karena cerita unik yang sering kali muncul di balik setiap fotonya. Selain itu, untuk urusan kamera, street photography lebih fleksibel. Nggak perlu memanfaatkan setting lighting khusus, apalagi kamera supercanggih. ’’Kalau dibandingkan dengan genre lain, street photography nggak perlu persiapan yang ribet. Kalau genre lain membutuhkan kamera mahal dengan lensa yang bagus, street photography cuma memerlukan kepekaan fotografer dalam membidik momen yang tepat,’’ ungkap Bill Satya, fotografer beraliran street asal Jakarta.

 

foto: dewanhara

 

Popularitas dua genre itu pun makin menanjak karena banyaknya komposisi dan konsep foto yang bisa dipadukan. Dengan kemauan fotografer untuk berinteraksi dengan orang sekitar, beragam angle pun bisa didapat. ’’Genre ini fleksibel banget. Bisa digabung dengan genre fashion yang menonjolkan salah satu brand atau genre building dengan cityscape sebagai background-nya,’’ ujar Dewa Nhara, fotografer yang juga buzzer di beberapa brand ternama.

Nah, memasuki 2017 ini, street photography tampak makin diminati lantaran segi jurnalistik yang cukup kuat dimilikinya. Selain itu, tren pewarnaan monokrom yang bisa memberikan kesan moody makin banyak diaplikasikan di genre tersebut. Nggak salah kalau peminat genre itu pun terus tumbuh pesat di kalangan pencinta fotografi.

 

(foto: billsatya)

 

Folk Photography, Menikmati Interaksi Manusia dan Alam

Sebagai makhluk yang bergantung pada alam, manusia sejak lama belajar menikmati keindahan dan kekayaan alam. Termasuk lewat berbagai aktivitas seperti kamping atau bersenda gurau di tengah keindahan alam eksotis. Sering kali muncul nuansa syahdu dari aktivitas manusia di tengah alam. Itulah dasar folk photography yang sering kali dinikmati para pencinta alam dan traveler.

Meningkatnya popularitas genre tersebut dipicu makin banyaknya penghobi traveler di Indonesia. Kamu pasti nggak asing dengan banyaknya orang yang mulai mendaki gunung, kamping, atau sekadar getaway ke tengah alam terbuka sepanjang tahun kemarin. ’’Ya, beda dengan fotografi lanskap yang berfokus pada pemandangan, style ini justru menangkap momen interaksi manusia dengan suasana alam,’’ jelas Agus Indrawan, fotografer asal Bali.

(foto: wahego)

 

Ngurah Gede Putra Gunawan aka Wahego juga menyatakan, genre foto itu akan makin disukai seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang indahnya alam Indonesia. Promosi wisata alam yang makin gencar turut memengaruhi tren fotografi satu itu. ’’Mendokumentasikan interaksi orang saat merasakan liburan dan menikmati keindahan alam lebih mempresentasikan keindahan sesungguhnya dari suatu tempat wisata,’’ tutur juara I photo contest Tambora Challenge 2016 tersebut.

Halaman: