zetizen

Suka Duka Perjuangan Menjadi Pilot

Career Coach

Zetizen.com – Siapa yang setuju kalau pilot itu pekerjaan yang keren? Bisa keliling dunia, ketemu banyak orang baru pula! Persaingan ketat buat posisi ini bikin pilot terdengar “eksklusif.” Tapi, di balik kenikmatan itu, banyak ups and downs dari profesi pilot. Yuk, simak cerita tiga pilot ini!

 

Navigasi Mati di Penerbangan Solo Perdana

Ricky Marjuan (kiri),

Pilot Maskapai Penerbangan Garuda Indonesia

 

Dulu, aku nggak kepikiran jadi pilot. Karena nggak lolos pendidikan dokter, aku iseng daftar Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug. Ternyata lolos! Setelah jadi taruna selama 2 tahun, aku diwisuda dan ikut tes maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Tesnya meliputi psikotes, bahasa Inggris, tes kesehatan, interview, background check, dan tes simulator. Semua saya lewati sampai dapat pengumuman lolos. Pertama kali masuk, aku disuruh bawa Socata TB-10 dan sampai akhirnya sekarang bawa ATR 72-600.

 

Salah satu pengalaman paling unforgettable itu pas pertama kali solo area ketika aku masih taruna. Aku belum familier sama arenanya. Pas mau balik, tiba-tiba navigasinya mati dan aku nggak tahu posisinya di mana. Aku berusaha nggak panik, serta lihat visual dan batas area. Akhirnya, setelah analisis sendiri, syukurlah aku bisa balik ke bandara. Sebagai pilot, turbulence dan gangguan kecil udah biasa banget.’’

 

Sering Diremehkan karena Perempuan

Melinda Alfred,

Pilot Perempuan Pertama untuk Fleet ATR 72-600

Garuda Indonesia

 

Perempuan juga boleh jadi pilot. Aku sejak kecil bercita-cita jadi pilot. Setelah lulus SMA, papa nawarin sekolah pilot di Jakarta Pilot School. Aku sekolah di sana untuk dapat private pilot license dan lanjut di Deraya Flying School untuk dapat commercial pilot license sama instrument rating. Sekarang aku bekerja di Garuda Indonesia. Lebih bangga lagi karena aku jadi pilot perempuan pertama untuk fleet ATR 72-600 di maskapai penerbangan tersebut.

 

Halaman: