zetizen

Temenan Sama Mantan? Bisa Banget, Asal Tahu Batasnya

Life
Source: Freepik

Jika relasi dipenuhi dengan manipulasi, kekerasan emosional, atau pengkhianatan, menjaga jarak bisa menjadi pilihan yang lebih sehat.

Hubungan masa lalu yang toxic sering kali membawa trauma tersendiri, dan mencoba membangun pertemanan hanya akan membuka kembali luka lama.

Dalam survei yang dilakukan oleh Kansas State University, lebih dari 60% responden mengaku tetap berhubungan dengan mantan karena alasan kenyamanan atau kesepian, bukan karena relasi tersebut benar-benar sehat.

Namun, dalam jangka panjang, hubungan semacam ini justru meningkatkan risiko kecemasan dan ketidakpastian dalam kehidupan pribadi. (Source: KSU Research)

Pertimbangkan Hubungan Baru

Jika salah satu atau kedua pihak sudah berada dalam hubungan baru, menjaga komunikasi dengan mantan harus disesuaikan.

Keterbukaan dengan pasangan saat ini adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman.

Tidak sedikit hubungan yang rusak karena komunikasi diam-diam dengan mantan yang dianggap melanggar kepercayaan.

Dalam studi yang dimuat di Personal Relationships Journal, disebutkan bahwa pasangan yang terbuka dan transparan mengenai masa lalu mereka, termasuk hubungan dengan mantan, cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dan tahan lama.

Teman Boleh, Tapi Jangan Kehilangan Diri

Berteman dengan mantan bisa menjadi bentuk kedewasaan emosional jika dilakukan dengan batasan yang jelas dan komunikasi yang jujur.

Namun, keputusan ini tidak harus diambil demi terlihat "dewasa" atau mengikuti ekspektasi sosial. Yang paling penting adalah kejelasan niat dan kesadaran diri.

Tidak semua mantan cocok dijadikan teman, dan itu bukan tanda kegagalan. Justru, tahu kapan harus menjauh demi kebaikan bersama adalah bentuk keberanian.

Teman boleh siapa saja, tapi jangan sampai kehilangan kendali atas diri sendiri dan perasaan yang belum tuntas. Karena kadang, melepaskan sepenuhnya justru cara terbaik untuk bertumbuh.

Halaman: