
Zetizen - Pernahkah kamu mengalami situasi ini? Ingin berkumpul dengan teman lama, lalu membuka kalender untuk menentukan tanggal, dan akhirnya baru bisa menemukan waktu kosong.
Sebulan atau bahkan dua bulan ke depan. Fenomena seperti ini tampaknya makin sering terjadi, terutama di kalangan anak muda yang mulai memasuki dunia kerja atau menjalani kesibukan kuliah.
Hal ini pun menimbulkan pertanyaan: apakah pertemanan makin renggang, ataukah kita sedang belajar beradaptasi dengan ritme hidup yang baru?
Dalam era yang serba cepat dan penuh tuntutan, sulitnya meluangkan waktu untuk bertemu bukan selalu berarti hubungan memburuk. Mari kita kupas lebih dalam.
Faktor yang Membuat Pertemuan Makin Sulit
Ada sejumlah faktor yang membuat proses menyusun jadwal pertemuan jadi tantangan tersendiri:
1. Kesibukan yang Beragam
Di usia dewasa muda, banyak orang menjalani kehidupan yang kompleks. Selain pekerjaan penuh waktu, banyak pula yang mengambil pekerjaan sampingan (freelance atau side hustle), atau tengah menempuh pendidikan lanjutan. Jadwal yang padat membuat waktu luang sangat terbatas.
Menurut survei oleh American Psychological Association, generasi muda saat ini mengalami tingkat burnout yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.
Tidak heran jika akhir pekan atau waktu senggang lebih sering dipakai untuk beristirahat daripada bersosialisasi.
2. Berbeda Zona Waktu atau Kota
Dengan maraknya sistem kerja remote, banyak anak muda yang kini merantau atau bahkan pindah ke negara lain.
Teman yang dulu mudah diajak bertemu kini mungkin tinggal di kota atau negara yang berbeda. Akibatnya, pertemuan tatap muka memerlukan perencanaan matang, termasuk soal logistik dan biaya.
3. Mental Load dan Burnout
Pertemuan dengan teman memang menyenangkan, tetapi bagi sebagian orang, butuh energi yang tidak sedikit.
Saat seseorang tengah kelelahan secara mental atau fisik, mereka cenderung menunda aktivitas sosial untuk memulihkan diri. Maka, keinginan untuk bertemu bukan berarti hilang, melainkan tertunda demi kesehatan diri.
Perubahan Pola Sosialisasi
Tak bisa dipungkiri, cara kita bersosialisasi pun berubah. Jika dulu pertemuan spontan atau tanpa rencana kerap terjadi, kini semua serba terjadwal. Banyak orang mengandalkan aplikasi kalender digital untuk memastikan tidak ada bentrok jadwal.
Selain itu, interaksi sehari-hari kini banyak terjadi lewat grup chat, DM media sosial, atau video call.
Pola komunikasi yang lebih digital ini memang membuat kita tetap terhubung, meski jarang bertemu fisik. Namun, di sisi lain, interaksi digital kadang terasa kurang hangat dibandingkan pertemuan langsung.