

Sudah Overcook?
Sayangnya, alur kisah yang hampir sama dengan film-film thriller lain, seperti konspirasi para polisi dan tim forensik, hingga saling mencurigai satu sama lain bikin Jigsaw nggak punya keistimewaan tersendiri. Pada dasarnya, smeua sekuel Saw punya masalah utama yang sama, yakni kebengisan Jigsaw yang diperuntukkan bagi kaum pendosa. Jigsaw yang diceritakan abadi ini jadi cara tim produksi buat pamer kemampuan mereka mengeksplor plot dan memberikan plot twist yang (seharusnya) super duper epik.
Tapi, cerita tersebut terasa udah overcook. Rasanya, Saw sudah benar-benar harus mengakhiri terornya. Soalnya, sekuel Saw kali ini hanya bisa diselamatkan oleh dua hal. Pertama,scene gore yang memuaskan dahaga para pecinta film thriller. Selain itu, alur paralel yang lumayan bikin bingung juga bikin kamu ikut merasakan sensasi nyata dari kebengisan yang diceritakan di dalamnya.
Apalagi, kalau kita ingat judul film terakhir Saw tahun 2010, yaitu Saw 3D: The Final Chapter (2010). Lalu Jigsaw ini apa? Another chapter setelah "the final chapter"?
Editor: Fahri Syadia