
Zetizen.com - Tepat 18 November lalu, grup band rock legendaris Metallica merilis album ke-10 mereka berjudul Hardwired... to Self-Destruct (2016). Sang vokalis James Hetfield bilang kalau album ini adalah karya terbaik mereka selama abad 21 sekaligus album paling santai yang pernah mereka asuh. Jadi bisa gak ya Hardwired.. to Self Destruct (2016) ini jadi ‘penyelamat’ penikmat musik cadas di tengah arus dance-pop yang lagi ngetren?
Album : Hardwired.. to Self Destruct Artis: Metallica Rilis : 18 November |
Terbaik di Abad 21
Buat kamu yang lahir di era milenium dan nggak akrab dengan Metallica, grup ini adalah salah satu band heavy metal paling top di era kejayaannya tahun 1990-an, tepat pada lahirnya album Metallica (1991).
Para individunya, James Hetfield (vokal), Lars Ulrich (drum), Kirk Hammett (gitar), dan Robert Trujillo (bass) mungkin sudah nggak muda lagi. Namun, dalam album ini, mereka tetap bisa menebarkan antusiasme bagi para penggemarnya.
Tren musik dunia udah bergeser akhir-akhir ini, beberapa band rock yang mencoba comeback terlihat hanya ingin bersenang-senang tanpa ada gebrakan khusus. Tentu saja, bergesernya tren musik itu tentu berimbas ke Metallica. Makanya, popularitas karya-karya mereka mulai menurun memasuki tahun 2000-an di album St. Anger (2003) hingga album terakhir mereka, Death Magnetic (2008).
Nah, dengan kerinduan para penikmat musik cadas, Hardwired... To Self Destruct (2016) ini bisa jadi momentum kebangkitan bagi Metallica.
After YEARS of waiting...but worth the wait!! #AtlasRise! @Metallica-Hardwired…To Self-Destruct (Deluxe) - https://t.co/mvW9vOvAKa #iTunes
— Amy Cravens (@MissAMarieC) November 21, 2016
Seperti lagu-lagu mereka, Metallica nggak pernah absen memberikan riff-riff distorsi yang memorable. Dalam album ini, salah satu riff terbaik ada pada single Hardwired, yang rampung paling akhir. Kekompakan hentakan drum dan gitar dalam tempo cepat cocok banget buat moshing.
Selain itu, kekuatan vokal James Hetfield yang masih powerful dan mencapai nada-nada tinggi di usia 53 tahun juga layak diapresiasi. Bisa dibilang, ini adalah performa terbaik Hetfield.

Ada juga nomor berjudul Atlas, Rise! dan Moth Into Flame yang kompleks dan penuh distorsi. Di album ini memang cukup jarang terdengar intro ballad atau bertempo pelan seperti di Nothing Else Matters. Berjarak hampir 8 tahun dengan album sebelumnya, James Hetfield dkk memang nggak memasang deadline atau tekanan apapun dalam menggarap album ini.