zetizen

Tersesat di Pulau Cokelat

Dear You

’’Hey, gadis kecil! Tolong aku,’’ seru seorang wanita tua yang sedang duduk di bawah pohon. Wajahnya tampak sedih sekali. Ternyata, wanita tua tersebut meminta Ellie membantu menjualkan cokelat dagangannya. Tapi, di mana cokelat yang dimaksud? Wanita tua itu duduk tanpa ada cokelat di sekitarnya. ’’Ikutlah aku mengambil barang daganganku, Nak,’’ ujarnya.

’’Di mana, Nek?’’ tanya Ellie sambil membiarkan sang nenek menuntunnya.

’’Tempat apa ini?’’ tanya Ellie ketakutan.

’’Selamat datang di Pulau Cokelat! Di sini kau bisa makan cokelat sepuasnya,’’ seru sang nenek.

Ellie langsung menolaknya. ’’Tidak! Nanti gigiku berlubang,’’ serunya.

’’Ha ha ha. Berlubang? Lihat! Aku ini pemilik Pulau Cokelat, tapi gigiku sangat rapi,’’ kata wanita asing tersebut sambil memamerkan deretan gigi putihnya.

Mustahil pulau ini benar-benar ada, pikir Ellie. Seluruh pulai ini berisi cokelat. Sungguh tidak mungkin. Ada sungai cokelat, air mancur cokelat, lolipop raksasa, dan berbagai macam bentuk cokelat lainnya. Melihat hal tersebut, terbersit keinginan Ellie untuk mencicipinya. Tapi, dia ingat larangan ibu.

Seolah-olah bisa membaca pikiran Ellie, sang nenek berkata, ’’Sudah, makan saja sepuasmu.’’ Ellie pun tergiur dan memakan cokelat di sekitarnya. Nyam, nyam, nyam… Enak!

Sementara itu, di rumah ibu mulai cemas. Anak semata wayangnya itu tak kunjung pulang. ’’Ellie… Ellie…’’ Ibu berkeliling mencari tanpa henti. ’’Pulanglah, Nak. Ayo pulang,’’ ujar ibu mulai putus asa saat sudah mencapai tengah hutan. Sebentar lagi matahari terbenam. Jika masih di dalam hutan, ibu juga akan kesulitan mencari jalan pulang. Karena tak ada tanda-tanda keberadaan sang anak, ibu memutuskan kembali mencari besok pagi.

Tapi, di tengah perjalanannya kembali ke rumah, ada suara yang menghentikan langkahnya.

’’Hey, kau!’’ seru suara yang berasal dari atas pohon. Ternyata, itu suara seorang laki-laki tua. Sambil merambat turun mendekati ibu, laki-laki itu menjelaskan,

’’Anakmu diculik ke Pulau Cokelat. Ayo, ikuti aku. Akan kubawa kau ke anakmu.’’

Tak terasa Ellie sudah cukup lama menikmati cokelat di pulau ini. ’’Ini sudah hampir malam ya?’’ tanya Ellie.

’’Tak usah khawatir. Ibumu tak akan tahu,’’ jawab sang nenek. Merasa mengantuk setelah makan banyak cokelat, Ellie pun tertidur.

’’ELLIE!!!’’ terdengar teriakan seorang wanita dari ujung pulau. Mendengar hal itu, sang wanita tua segera pergi menjauh. Dia terkejut ibu Ellie bisa menemukan keberadaan Pulau Cokelat dan membawa anaknya pulang.

Halaman: