
Alhasil, banyak prestasi yang diraih cewek yang kuliah di Universitas Airlangga tersebut.
Dia berhasil meraih 3 emas dan 3 perunggu pada PON XIV 2004, serta 3 perak pada ajang SEA Games 2007 di Thailand. Ada pula pengalaman nggak terduga saat dia mengikuti Asian Grand Prix 2007 di Iran. Saat final, Dellie harus bersaing dengan ibunya sendiri yang sama-sama pemanah. Hasilnya, dia berhasil membawa pulang perak dan perunggu. ’’Seorang princess harus punya mental yang kuat dan nggak gampang menyerah,’’ jelasnya.
Mau Berkorban seperti Queen Elsa
’’’Let the storm rage on. The cold never bothered me anyway.’’ – Elsa
Mempunyai kekuatan sihir yang mampu mengendalikan es dan salju membuat Queen Elsa harus menjauh dari si adik, Anna. Dia khawatir kekuatan itu malah menyakiti orang lain. Dia pun harus mengasingkan diri dan melatih cara mengendalikannya. Setelah cukup yakin bisa mengendalikan kekuatannya, Elsa kembali ke keluarga dan rakyatnya.
Hal serupa sempat dirasakan Tasya Putri Setiabudiawan. Bagi dia, melatih kemampuan ice skating bukan suatu hal yang mudah. Diperlukan usaha lebih untuk menaklukkan dataran es yang dingin dan licin. ’’Untuk meraih kemenangan, tentu perlu semangat yang konsisten,’’ tuturnya.
Selama latihan, Tasya harus menyediakan waktu 2–3 jam hampir setiap hari. Ngumpul bareng keluarga menjadi momen cukup langka buatnya. Tapi, dia rela melakukannya agar kelak keluarganya bangga. Alhasil, Tasya berhasil keluar sebagai juara I Skate Asia 2013 di Malaysia dan Thailand. Serta, juara II pada ISI World 2013 di Los Angeles, USA. ’’Aku senang banget bisa banggain orang tuaku. Usahaku selama jauh dari mereka membuahkan hasil yang nggak terduga,’’ kata siswi SMAN 3 Bandung tersebut.