
Baca juga:
Follow The Number And Make It Artsy
|
Konten
Selanjutnya, kamu bisa langsung membuat konten yang disesuaikan dengan tema yang kamu pilih sebelumnya. FYI, dalam pengisian konten, ada baiknya kalau kita berani menyuarakan aspirasi tanpa terbatas pada aturan apapun. Karena itu lah nilai perbedaan zine dibanding majalah komersil umumnya. Selain berupa tulisan, tampilan zine juga disertai dengan gambar buatanmu sendiri, ilistrasi, atau ragam foto yang kamu desain sesuai selera.
“Sebuah zine bisa jadi buah pemikiran satu atau beberapa orang. Jadi, satu rilisan bisa berisi tulisan dengan gaya yang variatif. Tapi sebaiknya, zine harus bisa mengangkat isu-isu yang nggak banyak diangkat media massa. Sebab esensi zine adalah agar semua orang bisa punya media massa sendiri untuk mengungkapkan pesan ataupun kegelisahan,” jelas Erwin.
Baca juga:
Wadah Kolektif untuk Seni yang Inklusif
|
Publikasi
Meskipun zine terbilang produk indie, tapi zine tetap bisa kamu publikasikan secara luas loh. Zine maker Annisa Rizkiana punya tips buat nyebarin zine karyamu.
“Zine punya banyak banget ruang buat nyebar kok. Mulai dari zine bazaar, workshop, festival, acara musik, pameran, sampai medsos kayak instagram, tumblr, blog, dan lain-lain. Tapi yang paling asyik emang tukeran atau barter sama zine maker lain,” tutur Annisa yang menulis di Au Revoir, Gnoem-Gnoem, dan Supernova Thermomatic.
Baca juga:
karya Seni di Balik Sampul Album
|
Budget
Nggak usah khawatir soal biaya produksi zine. Total budget tergantung sama bentuk zine buatanmu. Misalnya, dibentuk dengan rangkaian majalah-majalah bekas, cetak dengan fotokopi, atau cetak print. Umumnya, range harga produksi sebuah zine berkisar 10-20 ribu Rupiah per zine. Yang jelas, biaya itu nggak ada apa-apanya deh dibanding sama rasa bangga telah memproduksi karya indie buah aspirasimu sendiri. Well, selamat mencoba!