zetizen

Main Bareng Tapi Tidak Ngebatin: Tips Jaga Mental di Pergaulan

Life
Source: Freepik

Zetizen - Di tengah riuh percakapan dan tawa di sebuah kafe sore hari, pemandangan yang tampak hangat bisa menyimpan beragam makna.

Suasana sosial yang penuh keakraban sering kali menjadi simbol kebersamaan.

Namun, tak semua kehadiran dalam keramaian mencerminkan kenyamanan. Dalam dunia pergaulan yang kian kompleks, tidak sedikit individu yang merasa tertekan meskipun berada di tengah banyak orang.

Fenomena ini menjadi semakin nyata di era digital, ketika koneksi mudah terjalin namun kedekatan emosional tak selalu mengikuti.

Dalam lingkungan sosial yang dinamis, menjaga kesehatan mental menjadi salah satu hal krusial, terlebih ketika tekanan untuk selalu hadir, aktif, dan “nyambung” terus membayangi.

Di Mana Letak Tekanannya?

Pergaulan sosial bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memberi dukungan, relasi, dan hiburan.

Namun, di sisi lain, pergaulan yang tidak sehat bisa memicu rasa cemas, perbandingan sosial, bahkan tekanan untuk selalu tampil “seru” atau sesuai ekspektasi kelompok.

Menurut American Psychological Association (APA), tekanan dari teman sebaya (peer pressure) dapat memengaruhi kondisi mental, terutama pada remaja dan dewasa muda.

Seseorang bisa merasa perlu menyenangkan semua orang, ikut arus agar tidak dibilang “beda”, atau terus hadir dalam kegiatan meski tubuh dan pikirannya butuh istirahat.

Bagaimana Menyadari Batasnya?

Menjaga kesehatan mental di tengah pergaulan dimulai dari kesadaran akan batas pribadi.

Psikolog klinis Dr. Carla Marie Manly menyebutkan bahwa mengenali batas diri, baik secara emosional, fisik, maupun waktu, adalah kunci untuk tetap waras dalam relasi sosial.

Batas ini tidak selalu harus dijelaskan panjang lebar, cukup dipahami dan ditegakkan dengan konsisten.

Misalnya, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan lelucon tertentu, penting untuk tidak memaksakan diri tertawa hanya demi diterima.

Atau ketika merasa kelelahan, tidak masalah untuk menolak undangan nongkrong dan memilih istirahat tanpa merasa bersalah.

Kenapa Kita Harus Peduli?

Menjaga kesehatan mental dalam pergaulan bukan semata demi kenyamanan pribadi, melainkan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.

Halaman: