zetizen

Tahun Ini, Orange Tulip Scholarship dibuka untuk Kuliah S1 di Belanda

Scholarship Info

Z: Wah, beneran nggak harus melewati banyak tes?

A: Iya! Waktu aku mau melanjutkan S2, syaratnya cuma Graduate Management Admissions Test (GMAT) sesuai jurusan dan IELTS. Yang dipakai buat daftar beasiswa OTS ya LoA. Selain itu, sama seperti beasiswa kebanyakan, kamu juga harus melampirkan motivation letter, recommendation letter, dan transkrip nilai. Nggak ada tes, langsung pengumuman. Untuk penjelasan lebih lengkap, langsung cek di web OTS aja.

 

Z: Selain gratis biaya kuliah, apa lagi benefit yang didapat?

A: Pastinya sih kita mendapat setifikat. Oh ya, ada perbedaan seru antara OTS sama beasiswa lain semacam LPDP. Setelah lulus, penerima LPDP kan harus langsung pulang. Sedangkan penerima OTS malah di-encourage buat cari pengalaman dulu. Alasannya supaya ilmu yang didapat bisa diaplikasikan dulu sebelum pulang. Jadi, kita nggak cuma bawa ilmu dan ijazah, tapi juga pengalaman.

 

Semua mahasiswa penerima OTS juga berhak ikut kerja part time (paruh waktu). Tapi, tiap mahasiswa cuma boleh bekerja maksimal 10 jam dalam satu minggu. Kalau aku sih nggak mengambil part time karena takut nggak konsentrasi kuliah he he.

 

Z: Wih, enak banget ya! Bagi-bagi tips dong, Kak, buat Zetizen yang pengin melanjutkan kuliah di Belanda.

A: Buat yang mau kuliah di luar negeri, mending cari negara yang jauh deh biar nggak gampang homesick (kangen rumah, Red). Nah, aku merekomendasikan Belanda karena biaya hidupnya murah dibandingkan negara lain di Eropa.

 

Selama setahun di Belanda, yakni 2014–2015 , aku bertahan hidup dengan tuition fee. Yap, penerima OTS di UoA emang nggak mendapat living cost (biaya hidup). Tapi, dibandingkan universitas lain, UoA memberikan 100 persen biaya kuliah. Jadi, aku benar-benar berhemat selama di sana. Misalnya, aku jarang jajan di luar dan naik sepeda. Tenang, jalanan di Belanda mendukung banget kok buat bersepeda.

 

Surprisingly, kebiasaanku selama di sana bisa mengubah cara berpikirku dan caraku menjalani hidup setelah kembali ke Indonesia.

 

Halaman: