zetizen

Liburan ke Gunung Bromo, Kru Zetizen Ditempeli Hantu!

Food & Traveling

"Sa...saya minta maaf." Memberanikan diri, aku angkat suara tanpa mampu mengangkat kepala. Karena teman-teman yang lain memanggil kami untuk melanjutkan perjalanan, obrolan kami pun terhenti. Lagi-lagi aku harus melawan rasa takut dan pikiran negatif dengan menekankan pada diri sendiri bahwa punggungku berat karena aku membawa tas ransel besar. Sayangnya, hal itu nggak juga berhasil sampai kami tiba di Surabaya. Punggungku masih terasa berat sekali!

 

Seolah tahu apa yang kupikirkan, sesampainya di Surabaya, si teman indigo berkata, "Beliau sudah turun di Pom Bensin yang jadi perbatasan antara Bromo sama jalanan luar kok. Untung beliau baik dan mau melepaskan kamu. Soalnya, kesalahanmu lumayan besar."

 

Iya, aku sadar. Darah kotor tertinggal di kasur orang, siapa yang nggak marah. Aku baru saja meninggalkan jejak kuat di situ. Tanpa permisi pula! Kata temanku, mereka yang nggak terlihat juga selalu bergelayutan di punggung siapapun yang ceroboh dan nggak bersih. Coba cek punggungmu. Kalau terasa berat, mungkin ada yang baru saja bergelayutan di situ.

 

| Editor: Ratri Anugrah

Halaman: