
Zetizen.com - Nggak sekedar coret-coret di berbagai tempat, muralist ternyata juga menyampaikan kritik maupun aspirasi mereka melalui karya-karyanya . Lalu, gimana ya pandangan muralist Syarief Ravsanzani alias Ayi (@thebroy) dan Rizky Aditya Nugroho (@bujanganurban) soal pesan khusus dari karya-karyanya? Yuk, simak obrolan tim Zetizen bareng mereka! (ndy/ver)
-Halo Ayi dan Rizky! Apa sih ciri khas dari karya mural kalian?
Ayi:
“Menurutku, karya muralku sendiri lebih terkesan seperti komik yang katanya sih, bisa bikin orang yang ngelihat semacam ikutan tes psikotes. Jadi, dinding itu semacam buku mewarnai di media tembok dan juga media lainnya. Karakternya lebih bebas, komikal, fun, fantasi dan ada interaksinya. Jadi yang galau pun di karya mural ini bisa jadi fun.”
Rizky:
“Ngelambangin apa yaa? Hehe.. Sebenernya dalam skena graffiti atau mural, identitas itu sangat penting. Nah, bunga menjadi simbol yang saya ambil biar terlihat beda daripada objek yang lain."
-Sebenarnya, apa yang ingin kalian disampaikan dari karya mural tersebut?
Baca juga:
4 Mitos Kucing Yang Sulit Dipercaya
|
Ayi :
“Ngelihat society Indonesia yang sekarang ini, orang-orang sukanya salah paham melulu. Galau, bikin konflik, buat suatu hal yang sia-sia. Saya menyampaikan pesan ke mereka buat jangan berantem. Yuk, kita kumpul-kumpul. Makanya saya pake nama thebroy, asalnya dari kata "bro", biar kesannya makin akrab sama teman-teman. Teman disini adalah audiens dari karya mural saya dan teman-teman gambar.”
Rizky:
“Lebih sekedar ngasih bentuk lain dari produksi visual yang banyak beredar di jalan. Kayak reklame poster-poster sedot WC dan serangan visual iklan-iklan. Penempatan iklan itu lakukan ditempat yang nggak sesuai dan tak berijin. Tapi itulah yang ngebedain grafiti atau mural dengan yang lainnya. Untuk melakukannya, bukan hanya skill yg di butuhkan. Nyali dan konsisten juga dibutuhkan untuk memegang peranan penting dalam pembentukan identitas pelakunya.”