
Baca juga:
Ajang Bergengsi, Temukan Bakat dan Potensi
|
Punya Alarm atau Tombol Alami
Uniknya, pengaruh Sleep Homeostat ini sendiri baru saja diteliti pada lalat buah yang dianggap memiliki sistem saraf kendali tidur mirip dengan manusia. Dan ternyata, sistem kontrol tidur yang satu ini bekerja bagaikan sebuah sakelar atau switch.
Pengendalinya adalah sebuah komponen syaraf yang disebut sebagai ‘Sandman’. Sandman ini berfungsi mengatur aliran ion dan impuls listrik kedalam syaraf. Selain itu, ia juga mengatur neuron kontrol tidur yang ada dalam otak.

Dipengaruhi Hormon Dopamin
Nah, lalu apa yang menyebabkan switch tadi aktif? Jawabannya adalah dopamin. Saat dopamin mengaliri sistem syaraf, maka sandman akan mengaktifkan koneksi dan mematikan neuron kontrol tidur. Akibatnya, kita akan langsung terjaga. Sementara sebaliknya, saat kadar dopamin menurun, sandman akan mengaktifkan neuron kontrol tidur dan membuat kita mengantuk lalu tertidur.
Sayangnya, meskipun penemuan ‘sakelar’ tidur ini merupakans ebuah kemajuan besar, ilmuwan masih belum menemukan bagaimana cara sandman ini mengukur batasan tidur secara otomatis. "Tidur masih menjadi misteri bagaimana tubuh dapat tertidur tujuh hingga delapan jam dalam sehari. Tujuan jangka panjang kami adalah mencari tahu tujuan terjadinya tidur, mencobanya dan mengendalikannya," ungkap Miesenbock.