zetizen

Beragam Aksi Alpha Zetizen 2017 dari Kalimantan Timur

Zetizen National Challenge
Forum Anak Berau
Kegiatan Che Che bersama Forum Anak Berau (Foto: dok. pribadi)

 

Namun, perjuangan Che Che membuahkan hasil. Banyak perubahan yang terlihat sejak anak-anak Berau mulai aktif mengikuti Forum Anak. Mindset mereka yang menganggap organisasi sangat membosankan dan buang-buang waktu perlahan berubah. “Bahkan, yang awalnya minder, sekarang lebih aktif di kegiatan sosial dan percaya diri menyampaikan pendapat di muka publik. Beberapa kecamatan juga sudah punya program-program positif,” jelasnya. Keren banget kan!

 

Wahyu Ramadhana, Institut Teknologi Kalimantan

Beri Peran lewat Caring and Sharing

Lakukan apa saja tanpa berharap ke orang lain. Selama masih bisa dan sanggup, nnggak perlu menunggu untuk melakukan kebaikan. Itulah moto hidup Wahyu Ramadhana. Cowok kelahiran 3 Januari 2000 ini sadar bahwa generasi muda harus punya peran dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Salah satu dari sekian aksi nyata yang Wahyu lakukan adalah menggarap event Walk for Autism.

Wahyu mengajak teman-temannya terlibat agar bisa mengubah mindset mereka terhadap teman-teman berkebutuhan khusus. Supaya teman-teman berkebutuhan khusus itu tahu kalau masih banyak yang peduli dan nggak perlu minder. Jalan sehat, pembinaan dengan memberi materi menumbuhkan rasa percaya diri adalah salah satu cara Wahyu membuat mereka makin confident untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

Awalnya Wahyu melakukan aksi ini adalah karena prihatin terhadap orang-orang yang sering nge-judge anak-anak keterbelakangan mental atau autis. “Kita nggak bakal tahu kalau mereka bisa jadi penemu obat kanker di masa depan. Kita juga nggak pernah tahu kalau salah satu dari mereka bakal menjadi seorang penentu hal yang berdampak bagi dunia. Menurutku, kemungkinan itu nggak mustahil,” terangnya optimistis.

Walk for Autism
Wahyu berhasil meng-influence teman-temannya untuk ikut beraksi positif (Foto: dok. pribadi)

 

Oh iya, cowok jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Kalimantan ini juga merupakan fasilitator di Green Generation Samarinda lho. Selain menampung curhatan anggota GG, dia juga mengawasi organisasi yang concern di lingkungan ini supaya tetap eksis. Hebatnya lagi, Wahyu membuat organisasi Generation Anti-Corruption bersama Savira, sahabatnya yang merupakan Duta Pendidikan Anti Korupsi. Dalam waktu dekat, dia akan melakukan penyuluhan tentang remaja dan lingkungan ke sekolah-sekolah yang ada di Samarinda.

 

Diah Anggraini, SMA 1 Balikpapan

Yakin terhadap Potensi Junior

Zetizen kelahiran 6 Juli 2000 ini sudah memulai aksinya di bidang lingkungan sejak SMP. Saat itu, Diah bersama teman-temannya merintis Green Generation SMP 5 Balikpapan. "Perjalanannya nggak mudah karena nggak banyak dukungan," ujar cewek berhijab ini. Namun, dia nggak kenal takut. Berbagai kegiatan pun terus diikutinya. Bahkan, aksinya di bidang lingkungan sudah nggak terhitung jumlahnya.

Seiring berjalannya waktu, Diah dipilih sebagai ketua Green Generation Balikpapan periode 2016/2018. "Selama masa kepemimpinanku, aku sudah mengubah mindset kurang lebih 20 ribu anak untuk lebih mencintai lingkungan," jelasnya. Pekerjaan itu tentu bukanlah hal mudah. Sebab, kebiasaan masing-masing pribadi telah terbentuk sejak masih dini.

Ketika masih SD, Diah mengaku tumbuh besar di lingkungan yang buruk. Penggunaan barang terlarang banyak dilakukan. "Aku nggak sampai menggunakan barang terlarang. Namun, pernah menjadi bagian mereka," tutur pencinta travelling ini. Dari sanalah, Diah merintis Green Generation Junior dan gerakan BERSERANGAN (Bersih Sehat Ramah Lingkungan). "Puncaknya, kami mengadakan camp di TPA Manggar," jelas Diah.

Saat ini, GG Junior telah berdiri di 50 SD dan 47 SMP/SMA di Kota Minyak. "Aku yakin, dari anak-anak junior ini bakal hadir ide-ide cemerlang yang nggak pernah kita pikirkan sebelumnya," tutur Diah. Dia berharap GG Junior dapat menjadi wadah tepat bagi anak-anak SD binaannya.

Halaman: