
Baca juga:
Melampaui Bayang-Bayang
|
’’Satu-satunya yang kuinginkan hanyalah menjadi penari. Dan lihatlah sekarang. Semua hancur!’’ tangisan Maria semakin kencang.
’’Bukan begitu. Karena kini kedua kakimu lumpuh, kamu memiliki cerita yang siap didengar banyak orang. Secara tidak sadar, kamu telah diajari untuk lebih menghargai waktu. Kalau melihat kembali, menari menjadi sesuatu yang jauh lebih indah bukan? Terkadang kita baru sadar bahwa sesuatu begitu berharga setelah kita kehilangannya.’’
Maria pun mengingat kembali saat-saat dia masih bisa menggerakkan kakinya dengan bebas. Dia bisa berlari, bermain, dan menari. Seharusnya, dia lebih menghargai masa-masa tersebut. Saat suka maupun duka. Sayangnya, waktu tak bisa diulang. Meski begitu, benar kata Ombak, dia punya banyak cerita dan nasihat untuk orang-orang. (*/c20/rat)