
Wellington, Zetizen.com – Terima kasih Selandia Baru! Kemarin (2/12) tepat 6 hari skuad Alpha Zetizen of the Year merangkai kenangan indah di Negeri Kiwi. Paket lengkap pun telah mereka peroleh. Mulai pengalaman keliling kota besar di Selandia Baru, belajar budaya tradisional Maori, mengenal kampus, bertemu dengan perhimpunan pelajar di sana dan menteri, sampai nyoba extreme adventure paling seru di dunia.
Pada hari perpisahan terakhir ini, Alpha Zetizen masih berkesempatan mengikuti tur kampus di Victoria University, Wellington. FYI, Victoria University merupakan universitas yang masuk top ranked dalam urusan research quality loh. Nggak salah deh kalau Alpha Zetizen makin ngiler pengin tahu seluk-beluk kampus tersebut. Beruntung sekali, mereka diajak bertemu dengan beberapa kandidat doktor dan mahasiswa asal Indonesia setelah keliling kampus di Kelburn itu. Para Alpha Zetizen memanfaatkan momen tersebut untuk sharing.
’’Aku senang sekali bisa bertemu sama Kak Dinda. Kami nyambung banget. Aku sharing mengenai isu anak dan perempuan,’’ ujar Zakaria Anshari, Alpha Zetizen asal Kalimantan Barat. Kebetulan sekali, Kak Dinda merupakan kandidat PhD developmental studies yang fokus pada perempuan.
Bukan hanya itu, Nabil Nur Adha juga menemukan inspirasi di Victoria University. Dia bertemu dengan Arfian Erma Zudana, mahasiswa muda kelahiran 1990 yang sedang menempuh pendidikan doktoral Jurusan Akuntansi Victoria University. ’’Keren banget Kak Arfian. Masih muda, tapi udah S-3. Aku belajar banyak tentang finansial dan saham dari diskusi seru bareng dia,’’ cerita Alpha Zetizen asal Kalimantan Selatan tersebut.

Ada cerita menarik yang dialami Gustian Hafidh Mahendra, Alpha Zetizen of the Year, di Victoria University kemarin (2/12). Setelah dua tahun nggak berjumpa, Hafidh kembali bertemu dengan David McKee, director of The Deaf Studies Research Unit, Victoria University of Wellington. Dengan penuh kehangatan, David beserta Rachel, istrinya, menyambut Hafidh yang baru aja tiba di Te Puni Village setelah mengikuti kegiatan fun adventure trip hari keenam.
Pertemuan tersebut membuat Hafidh dan David kembali bernostalgia. ”Setelah berlibur dari Bali, kami menyempatkan untuk datang ke Deaf Art Community. Di sana kami bertemu Hafidh, Ramadani Rahmi (interpreter Hafidh, Red), dan anggota komunitas lainnya,” kenang David dengan dibantu interpretasi oleh sang istri. ”Hafidh masih sangat muda waktu itu, tapi aku tetap ingat wajahnya,” sambungnya, lantas bercengkerama hangat dengan menggunakan bahasa isyarat.
Dalam pertemuan singkat tersebut, Hafidh menceritakan rentetan proses yang membawanya dari Jogjakarta menuju Wellington. David pun sangat terkesima dan menaruh harapan besar terhadap Hafidh.