
”Sejak pertama bertemu, aku yakin Hafidh sangat potensial menjadi pemimpin pada masa yang akan datang. Kami ingin Hafidh bergabung dengan organisasi nasional atau bahkan World Federation of the Deaf supaya program Hafidh bersama komunitasnya bisa makin berkembang. Jadi, makin banyak orang bisu dan tuli yang bisa berkuliah pada masa yang akan datang,” ujarnya.

Ada beberapa pengalaman seru yang dirasakan Alpha Zetizen saat keliling Wellington. Menikmati pemandangan dari botanic garden sampai nyobain salat Jumat di sini. Nggak lupa, kemarin (2/11) Alpha Zetizen yang beragama Islam bersalat Jumat berjamaah di Wellington Islamic Center, yaitu masjid terbesar di Wellington. ”Aku pikir salatnya bakal lama gitu karena doanya panjang banget. Eh, ini malah kelamaan khotbah. Udah gitu, jendelanya dibuka, bikin solat jadi kedinginan. Kan suhunya 13 derajat Celsius plus berangin, hehehe,”curhat Ary Sanjaya, Alpha Zetizen asal Kalimantan Utara.
Di masjid tersebut, mereka bisa merasakan salat Jumat bersama warga Wellington yang berasal dari berbagai negara seperti Slovakia, Turki, dan Iran. Uniknya, di dalam masjid itu terdapat kursi tepat di belakang saf bagi para lansia dan difabel untuk melakukan salat. ”Dari situ terlihat jelas bahwa New Zealand sangat menerima perbedaan. Mereka menjunjung tinggi kesetaraan warganya dan terbuka untuk semua kalangan mayoritas maupun minoritas,” kata Raafi Jaya Sutrisna, Alpha Zetizen asal Jawa Tengah.
Sebagai penutup fun adventure di Selandia Baru, Alpha Zetizen mendapatkan kesempatan berkunjung ke KBRI Wellington. Lagi-lagi, mereka beruntung karena bertemu dengan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Wellington Firdauzie Dwiandika. Dialah yang ikut datang saat launching Zetizen National Challenge pada Juli lalu. ’’Saat itu saya lihat banyak sekali anak yang terlibat. Saya senang akhirnya bisa bertemu dengan pemenang dari 34 provinsi,’’ ujarnya di sela sambutan. Firdauzie berharap anak-anak tersebut terus didorong dan diberi ruang saat nanti jadi pemimpin di bidang masing-masing.
The last but not least, KBRI memanjakan lidah Alpha Zetizen dengan jamuan makanan khas Indonesia. ’’Ya ampuun, akhirnya setelah seminggu makan sandwich dan daging-dagingan, sekarang ketemu makanan paling ngangenin. Ada ayam goreng sama sambal,’’ seru Kavin Balya asal DKI Jakarta.
Terima kasih banyak New Zealand!
Written by Indrianingtyas, Ewy Maharani