zetizen

Pilihan Menu Cerdas untuk Otak

Food & Traveling

DI balik banyaknya manfaat brain food seperti meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, tidak berarti kamu bisa sepenuhnya bergantung pada "makanan otak" ini. Nah, biar nggak penasaran, Zetizen udah tanya langsung ke dr Arif Firiandri SpGK sebagai dokter spesialis gizi klinis di Rumah Sakit Edelweiss Bandung. Simak penjelasannya, yuk!

Kamu mungkin bertanya-tanya apakah brain food benar-benar ada dan punya efek pada kinerja otak. Jawabannya, ada dan memang berdampak. Beberapa makanan yang termasuk ke dalam brain food seperti ikan, cokelat, kacang, kopi, dan buah-buahan mengandung berbagai nutrisi yang dapat menjadi "kekuatan" untuk otak.

"Memang terdapat beberapa jurnal yang menyatakan bahwa mengonsumsi kafein meningkatkan performa memori jangka pendek dan konsentrasi. Namun, tidak berarti mengonsumsi kafein pasti lebih baik daripada yang tidak mengonsumsi pada saat belajar," ujar Arif memberikan contoh. Sebab, itu masih dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya, daya tangkap setiap orang. Nah, brain food memang baik bagi tubuh, tetapi segala sesuatu yang berlebihan tetap tidak baik. "Ambil contoh cokelat," ujar Arif. "Ada cokelat yang kandungan gulanya tinggi sehingga berisiko mengakibatkan kegemukan, lalu berujung ke kencing manis, darah tinggi, dan stroke. Padahal, cokelat bagus buat memperbaiki mood seseorang," jelasnya.

"Boleh mengonsumsi brain food setiap hari, asal tetap dalam batas wajar. Misalnya untuk konsumsi kafein harian, disarankan mengonsumsi kopi hitam tanpa gula atau maksimal gula 1 sendok teh per cangkir." tutur Arif. Selain mengonsumsi brain food, jangan lupa untuk tetap belajar dengan giat karena brain food hanya berfungsi membantu otakmu dalam melakukan proses belajar tersebut. (c12/kch)

Halaman: