
“Aaaaaaaagh! Tolong sayaaaa nakkk!”
Duh!
Beberapa teman ternyata juga mengalami hal serupa. Persis! Betapa mereka juga merasakan bius tatapan mata lukisan-lukisan tersebut.
Baca Juga:
Sebuah Surat Cinta- Bagian 1
Di dinding cottage masih ada beberapa lukisan lain bertema serupa. Semua semakin mengesankan hal yang nggak-nggak buat saya.
Ya Tuhan…saya nggak pernah pengin ada di posisi seperti ini.
Saya pun segera keluar dari dalam kamar. Saya nggak mau berpikir macam-macam. Saya memilih menenangkan pikiran dengan memesan secangkir kopi. Saya juga sempatkan berbincang santai dengan penjaga homestay. Saya pikir, jika saya mencoba untuk positif, everything’s gonna be all right.
Baca Juga:
Penuh Lika-Liku Sampai ke Prancis
***
Di taman, saya mencoba melupakan semua kejadian barusan. Saya menyesap kopi hitam pahit dari cangkir di tangan. Saya lelah...